Stroke merupakan suatu penyakit yang sering dijumpai dijaman moderen ini. Stroke atau penyakit serebravaskuler adalah kematian jaringan otak (infark serebral) yang terjadi karena berkurangnya aliran darah dan oksigen ke otak. Stroke dapat berupa iskemik maupun perdarahan (hemoragik).
Pada stroke iskemik, aliran darah ke otak terhenti, karena aterosklerosis atau bekuan darah yang menyumbat pembuluh darah. Pada stroke hemoragik, pembuluh darah pecah sehingga menghambat aliran darah yang normal dan darah yang merembes kedalam suatu daerah di otak dan merusaknya.
Stroke dapat muncul kapan saja, dimana saja dan kepada siapa saja, baik pada seseorang sedang melakukan aktifitas maupun ketika sedang beristrahat, bahkan kadang tanpa gejala penyerta sehingga kondisi sebelumnya benar-benar normal. Defisit neurologis fokal ditandai dengan gangguan fungsi bagian tubuh tertentu seperti wajah asimetris, artikulasi bicara menjadi cadel/pelo, atau lengan dan tungkai menjadi lemah. Kelemahan pada lengan dan tungkai biasanya hanya menyerang satu sisi tubuh saja, kanan atau kiri dan sangat jarang sekali terjadi pada kedua sisi tubuh secara bersamaan pada waktu yang sama.
Seseorang dikatakan menderita stroke jika mengalami defisit neurologis selama lebih dari 24 jam. Bila gangguan saraf berlangsung selama kurang dari 24 jam maka keadaannya disebut sebagai suatu Transient Ischemik Attack (TIA) atau stroke ringan. Perlu diingat bahwa TIA merupakan salah satu faktor resiko terjadinya stroke suatu hari nanti, sehingga keadaan ini tidak bisa diabaikan begitu saja. Gejala klinis stroke murni disebabkan oleh adanya gangguan pada pembuluh darah otak, berupa penyumbatan atau pecah pembuluh darah otak, dan bukan disebabkan oleh penyakit lain seperti tumor otak, infeksi otak ataupun gangguan saraf perifer. Faktor-faktor yang dapat menyebabkan gangguan pembuluh darah otak diantaranya adalah hipertensi, kencing manis dan kolesterol
Menurut sebuah jurnal yang ditulis oleh Sylvia Saraswati (2009) menyatakan bahwa faktor penyebab resiko stroke dapat dibagi menjadi dua bagian yakni faktor resiko yang dapat dimodifikasi dan faktor yang tidak dapat dimodifikasi.
1. Faktor Resiko Yang Tidak Dapat Dimodifikasi
a. Usia
Dari berbagai penelitian, diketahui bahwa usia yang semakin tua maka semakin besar pula resiko terkena stroke. Hal ini berkaitan dengan proses degenerasi (penuaan) yang terjadi secara alamiah. Pada orang-orang lanjut usia, pembuluh darah lebih kaku karena adanya plak.
b. Jenis Kelamin
Laki-laki memiliki resiko lebih besar untuk terkena stroke dibanding perempuan. Hal ini mungkin terkait karena laki-laki lebih cenderung merokok dan mengkonsumsi alkohol yang dapat merusak lapisan dari pembuluh darah.
C. Herediter
Terkait dengan riwayat stroke di keluarga, orang dengan riwayat stroke pada keluarga memiliki resiko yang lebih besar untuk terkena penyakit stroke dibandingkan orang yang tanpa riwayat stroke di keluarganya.
d. Ras atau Etnis
Dari berbagai penelitian ditemukan bahwa ras kulit putih memiliki peluang lebih besar untuk terkena stroke dibandingkan dengan ras kulit hitam.
2. Faktor Resiko Yang Dapat Dimodifikasi
a. Hipertensi
Orang yang mempunyai tekanan darah tinggi memiliki peluang yang lebih besar untuk mengalami stroke. Bahkan, ini merupakan penyebab terbesar dari stroke. Alasannya, dalam hipertensi dapat terjadi gangguan aliran darah tubuh yaitu diameter pembuluh darah kelak akan mengecil sehingga darah yang mengalir ke otak pun akan berkurang, dengan pengurangan Aliran Dara Otak (ADO), maka otak akan kekurangan suplai oksigen dan glukosa sehingga jaringan otak lama-lama akan mati.
b. Penyakit Jantung
Penyakit jantung seperti jantung koroner dan infark miokard (kematian otot jantung) bisa menjadi faktor terbesar penyebab stroke. Seperti yang kita ketahui bahwa pusat dari aliran darah di tubuh terletak dijantung. Jika pusat pengaturan darah mengalami kerusakan maka aliran darah tubuh mengalami gangguan, termasuk aliran darah menuju otak. Gangguan aliran darah itu bisa mematikan jaringan otak secara mendadak ataupun bertahap.
c. Diabetes Melitus
Diabetes Melitus atau kencing manis memiliki resiko untuk terkena stroke. Hal ini terkait dengan pembuluh darah penderita diabetes yang umumnya lebih kaku (tidak lentur). Adanya peningkatan atau penurunan kadar glukosa secara tiba-tiba juga dapat menyebabkan kematian jaringan otak.
d. Hiperkolesterolemia
Hiperkolesterolemia merupakan keadaan ketika kadar kolesterol dalam darah berlebih. LDL yang berlebih akan mengakibatkan terbentuknya plak pada pembuluh darah, yang lama kelamaan akan semakin banyak dan menumpuk sehingga mengganggu aliran darah.
e. Obesitas
Kegemukan merupakan salah satu faktor resiko terjadinya stroke. Hal tersebut tekait dengan tingginya kadar lemak dan kolesterol dalam darah pada orang dengan obesitas, yaitu biasanya kadar LDL lebih tinggi dibanding kadar HDL.
f. Merokok
Dari hasil berbagai penelitian diketahui bahwa orang-orang yang merokok ternyata memiliki kadar fibrinogen yang lebih tinggi dibandingkan orang yang tidak merokok. Peningkatan kadar fibrinogen ini dapat mempermudah terjadinya penebalan pembuluh darah sehingga pembuluh darah menjadi sempit dan kaku. Dengan demikian, dapat menyebabkan gangguan aliran darah.
b. Jenis Kelamin
Laki-laki memiliki resiko lebih besar untuk terkena stroke dibanding perempuan. Hal ini mungkin terkait karena laki-laki lebih cenderung merokok dan mengkonsumsi alkohol yang dapat merusak lapisan dari pembuluh darah.
C. Herediter
Terkait dengan riwayat stroke di keluarga, orang dengan riwayat stroke pada keluarga memiliki resiko yang lebih besar untuk terkena penyakit stroke dibandingkan orang yang tanpa riwayat stroke di keluarganya.
d. Ras atau Etnis
Dari berbagai penelitian ditemukan bahwa ras kulit putih memiliki peluang lebih besar untuk terkena stroke dibandingkan dengan ras kulit hitam.
2. Faktor Resiko Yang Dapat Dimodifikasi
a. Hipertensi
Orang yang mempunyai tekanan darah tinggi memiliki peluang yang lebih besar untuk mengalami stroke. Bahkan, ini merupakan penyebab terbesar dari stroke. Alasannya, dalam hipertensi dapat terjadi gangguan aliran darah tubuh yaitu diameter pembuluh darah kelak akan mengecil sehingga darah yang mengalir ke otak pun akan berkurang, dengan pengurangan Aliran Dara Otak (ADO), maka otak akan kekurangan suplai oksigen dan glukosa sehingga jaringan otak lama-lama akan mati.
b. Penyakit Jantung
Penyakit jantung seperti jantung koroner dan infark miokard (kematian otot jantung) bisa menjadi faktor terbesar penyebab stroke. Seperti yang kita ketahui bahwa pusat dari aliran darah di tubuh terletak dijantung. Jika pusat pengaturan darah mengalami kerusakan maka aliran darah tubuh mengalami gangguan, termasuk aliran darah menuju otak. Gangguan aliran darah itu bisa mematikan jaringan otak secara mendadak ataupun bertahap.
c. Diabetes Melitus
Diabetes Melitus atau kencing manis memiliki resiko untuk terkena stroke. Hal ini terkait dengan pembuluh darah penderita diabetes yang umumnya lebih kaku (tidak lentur). Adanya peningkatan atau penurunan kadar glukosa secara tiba-tiba juga dapat menyebabkan kematian jaringan otak.
d. Hiperkolesterolemia
Hiperkolesterolemia merupakan keadaan ketika kadar kolesterol dalam darah berlebih. LDL yang berlebih akan mengakibatkan terbentuknya plak pada pembuluh darah, yang lama kelamaan akan semakin banyak dan menumpuk sehingga mengganggu aliran darah.
e. Obesitas
Kegemukan merupakan salah satu faktor resiko terjadinya stroke. Hal tersebut tekait dengan tingginya kadar lemak dan kolesterol dalam darah pada orang dengan obesitas, yaitu biasanya kadar LDL lebih tinggi dibanding kadar HDL.
f. Merokok
Dari hasil berbagai penelitian diketahui bahwa orang-orang yang merokok ternyata memiliki kadar fibrinogen yang lebih tinggi dibandingkan orang yang tidak merokok. Peningkatan kadar fibrinogen ini dapat mempermudah terjadinya penebalan pembuluh darah sehingga pembuluh darah menjadi sempit dan kaku. Dengan demikian, dapat menyebabkan gangguan aliran darah.
0 comments:
Post a Comment